Tag Archives: Rempah Gunung Rayakan Skena Musik Independen di Ambon

Rempah Gunung Rayakan Skena Musik Independen di Ambon

Rempah Gunung Rayakan Skena Musik Independen di Ambon – Sekelompok anak  muda dari Ambon, Maluku  mengadakan serangkaian konser yang bertujuan untuk merayakan sistem  musik independen  yang berkembang di pulau itu . Jika ada satu bagian penting dari mengembara dunia, itu adalah kembali dengan ide-ide yang dapat meningkatkan kualitas hidup di tanah air.

Rempah Gunung Rayakan Skena Musik Independen di Ambon

Inilah yang dilakukan oleh beberapa orang petualang dari Ambon, Maluku. Theoresia Rumthe, 39, Pierre Ajawaila, 40, Ferdy Soukotta, 31, Chrisema Latuheru, 33, Dekan John Zanderszon, 27, dan Jandri Welson Pattinama, 33, semuanya secara terpisah meninggalkan tanah air mereka selama beberapa tahun untuk bekerja dan belajar di kota-kota lain di Indonesia.

Masing-masing terlibat dalam bidang yang berbeda Theoresia Rumthe dalam puisi, Ferdy Soukotta dan Chrisema Latuheru dalam musik, dengan yang lain terlibat dalam aktivisme dan kegiatan artistik. https://3.79.236.213/

Meski sebelumnya tidak saling mengenal, namun sekembalinya ke Ambon antara 2019 dan 2020, mereka semua menjadi teman dekat, saling mengenal dan menyadari bahwa mereka memiliki keprihatinan yang sama, yaitu tidak adanya ekosistem untuk seni mandiri. dan musik di Ambon.

Kelompok ini menemukan ide yang akan diwujudkan sebagai Rempah Gunung (kira-kira “bumbu gunung”), sebuah acara musik intim yang diadakan di berbagai tempat yang tidak biasa. Acara ini juga menampilkan barisan musisi independen dari Ambon dan sekitarnya. “Sejak awal, selain musik, kami juga mempertimbangkan venue.

Harus berbeda dengan acara-acara lain di Ambon,” kata Theo yang memiliki ketertarikan pribadi pada bangunan tua.  “Kami berpikir, mengapa tidak mencoba melakukan pertunjukan musik di luar ruangan? Tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memberikan pengalaman mendengarkan yang baru,” tambah Theoresia.

Konser pertama yang digelar pada 5 Juni 2021 digelar di Teluk Siwang Huk, sebuah dataran tinggi yang menyuguhkan pemandangan kota dan laut Ambon dari atas. Acara kedua pada 6 Oktober 2021, berlangsung di bawah pohon palem Pantai Felawatu. Pada 5 Februari, Rempah Gunung Vol. 3 digelar di halaman belakang Museum Siwalima. 

Sampai saat ini, Rempah Gunung telah mengadakan tiga konser dan dua pertunjukan, dengan kapasitas maksimum 150 orang cukup banyak untuk menciptakan kegembiraan, namun cukup kecil untuk tetap intim.

Penghormatan Sebelum kembali ke Ambon, Ferdy dan Chrisema kuliah dan tinggal di Yogyakarta, mulai tahun 2013. Di sana, mereka mendapatkan popularitas setelah membentuk band Fis Duo, yang memainkan lagu-lagu daerah romantis dan memasukkan puisi dalam bahasa Maluku.

“Kami tidak bisa tidak membandingkan Ambon dengan kota tempat kami tinggal,” kata Ferdy. “Kami biasa tampil di beberapa gigs di Yogyakarta dan disambut hangat, meski mereka tidak tahu siapa kami. Namun berbeda ketika kita bermain di sini di Ambon.

Masyarakat belum siap dengan jenis musik ini karena belum ada ekosistem yang baik untuk musik indie,” klaim Ferdy. “Kami tidak ingin kritis. Kami hanya ingin membuat sesuatu yang berkelanjutan di Ambon.” Theoresia merasakan hal yang sama. “Kalau ke sini akan melihat

Lapangan Ambon Merdeka. Di situlah semua konser di Ambon selalu diadakan, dan kebanyakan didukung oleh perusahaan rokok,” katanya.

Pada tahun 2018, Ambon dinobatkan sebagai kota musik oleh UNESCO. Namun menurut Pierre, kancah musik di Ambon didominasi oleh musisi mainstream. Hal ini menyebabkan band-band baru memiliki pengaruh yang terbatas. 

Menurut Pierre, satu-satunya komunitas musik non-mainstream Ambon yang berhasil membangun pengikut adalah musisi hip-hop.  “Sisanya adalah musisi café yang mengcover 40 lagu-lagu top 40. Meski banyak yang punya karya sendiri, mereka tidak tahu harus berbuat apa dan tidak berani membawakan lagu aslinya.

Hal inilah yang sebenarnya ingin diakomodir oleh Rempah Gunung. ,” dia berkata. “Kami hanya ingin memberikan pengalaman mendengarkan yang baru untuk teman-teman kami di Ambon, sebuah showcase intim yang dapat Anda nikmati di halaman rumah Anda, di gunung, di pantai, atau di mana saja karena Ambon memiliki semuanya,” tambah Theoresia.

Konsep Rempah Gunung awalnya diusulkan ke instansi pemerintah. Rencana awalnya adalah menggelar acara di Kepulauan Banda Neira. Namun, rencana tersebut gagal karena mereka tidak mendapatkan sponsor.  Nama Rempah Gunung dipilih karena rempah-rempah melambangkan sejarah Maluku sebagai titik awal kolonialisme dalam pencarian rempah-rempah.

Rempah Gunung Rayakan Skena Musik Independen di Ambon

Sedangkan gunung melambangkan gunung mistik Maluku yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya nenek moyang setempat. “Sejauh ini, kami telah berhasil membuat tiga konser tanpa sponsor besar. Kami membangun jaringan saling mendukung dengan teman-teman di sini,” tambah Theoresia.…

Posted in photomusicians | Tagged | Comments Off on Rempah Gunung Rayakan Skena Musik Independen di Ambon